Pada tahun 2011, terjadi perubahan status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Khozinatul Ulum Blora (SK No. Dj.I/1260/2011). Perubahan ini didorong oleh kebutuhan masyarakat dan alumni akan diversifikasi keilmuan. Melalui FGD, sivitas akademika dan pemangku kebijakan berhasil mengembangkan kampus dengan menambah program studi. Hingga 2019, STAI Khozinatul Ulum Blora memiliki delapan prodi, meliputi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Ilmu Hadis, PIAUD, PGMI, PAI, Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, dan Manajemen Bisnis Syariah.

Pada 2022, terjadi transformasi besar dengan berubahnya bentuk kelembagaan menjadi Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora (SK No. 1334 Tahun 2022), menjadikannya institut pertama di Kabupaten Blora. Perubahan ini membawa konsekuensi pada sistem penelitian dan pengabdian masyarakat, yang menjadi tanggung jawab LPPM.

Struktur dan Pengembangan LPPM
Awalnya, struktur LPPM masih sederhana dengan hanya seorang ketua yang menangani seluruh tugas. Namun, dalam perkembangannya, LPPM kini telah memiliki sekretaris untuk memperkuat tata kelola organisasi. Selain itu, pada tahun 2025, LPPM juga meresmikan Pusat Studi baru sebagai wadah pengembangan riset dan pengabdian yang lebih terfokus.

Kemajuan dan Tantangan
IAIKU kini memiliki sembilan jurnal, termasuk jurnal institut yang sudah terakreditasi Sinta, meski pengelolaannya masih perlu ditingkatkan profesionalismenya. Sementara itu, dalam hal pengabdian masyarakat, KKN telah dilaksanakan 13 kali sejak 2007. Mulai 2023, LPPM mengambil alih hampir seluruh pengelolaan KKN—mulai dari pembukaan, pemilihan lokasi, hingga penutupan—sebagai upaya optimalisasi peran lembaga.

Harapan ke Depan
Dengan adanya sekretaris dan Pusat Studi yang baru, LPPM IAI Khozinatul Ulum Blora diharapkan semakin solid dalam mendukung penelitian dan pengabdian masyarakat. Transformasi kampus menuju universitas juga menjadi momentum untuk memperkuat tata kelola LPPM agar lebih efektif dan berdampak luas.